MUHAMMAD ALI
Muhammad Ali
Muhammad Ali (nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr.;lahir 17 Januari 1942 – meninggal 3 Juni 2016 pada umur 74 tahun) adalah mantan petinju professional asal Amerika Serikat yang dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling signifikan dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.[4][5]
Clay lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat dan mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Di usia 22, ia telah meraih juara pada Heavyweight World Championship dari Sonny Liston dalam pertarungan pada tahun 1964. Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah nama "budak"nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an.
Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Ali kemudian diskors, dan gelar juaranya di cabut oleh Komisi Tinju. Ia berhasil mengajukan banding di Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membalikkan hukumannya pada tahun 1971. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai atlet tinju. Tindakan Ali sebagai penentang perang membuatnya menjadi ikon besar untuk Generasi Tandingan.
Ali tetap satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; ia memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974 dan 1978. Di antara tanggal 25 Februari hingga 19 September 1964, Ali dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat. Ia dijuluki sebagai "The Greatest".[10] Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.
karir berlaga di ring
Karir Bertinju dan Gelar Juara Dunia Karir bertinjunya berjalan mulus. Pada 1959, dia menjuarai turnamen Sarung Tinju Emas Nasional dan juara nasional Uni Atletik Amatir juga di kelas yang sama. Dilanjutkan medali emas dalam Olimpiade di Roma pada 1960.. Setelahnya, Ali memutuskan meninggalkan dunia amatir untuk menjadi seorang petinju profesional. Ali membuktikan kualitasnya dengan memenangkan 19 pertandingan profesional pertamanya, 15 di antaranya menang KO. Dia meraih gelar juara dunia pertamanya pada 25 Februari 1964. Ali yang saat itu masih bernama Cassius Clay keluar sebagai pemenang atas juara kelas berat Sonny Liston. Dia menang setelah pertandingan berjalan enam ronde dan Liston tak mampu melanjutkan pertarungan ronde ketujuh. Ditahun ini pula, Ali memilih untuk menganut agama Islam dan resmi berganti nama dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali. Baca juga: Rumah Muhammad Ali Dijual Rp 9 Miliar Ali semakin membuktikan kelayakan gelar juara yang diperolehnya setelah kembali memenangi pertandingan ulangan melawan Liston pada 25 Mei 1965. Di pertemuan kedua tersebut, Ali menang pada ronde pertama. Setelahnya, dia berhasil mempertahankan gelar juara dunianya sebanyak delapan kali. Namun, saat datang perintah wajib militer untuk bergabung dalam Perang Vietnam pada 28 April 1967, beralasan peperangan tersebut bertentangan dengan keyakinannya, Ali menolak untuk bergabung. Akibatnya, Ali ditahan dan Komisi Atletik Negara Bagian New York langsung menangguhkan izin bertinjunya dan sabuk gelar juaranya dicabut. Muhammad Ali (kanan) bersama Angelo Dundee pada 1966.(ENCYCLOPEDIA BRITANNICA) Diputuskan bersalah menghindari kewajiban pada negara, Ali dijatuhi hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda 10.000 dolar AS. Namun dia tidak ditahan setelah mengajukan banding. Saat itu, banyak pihak yang menganggap Ali telah lari dari tanggung jawab dan popularitasnya pun menurun. Dia juga mendapat larangan bertanding. Selama tidak bertanding, Ali banyak menjadi pembicara dalam forum yang menentang peperangan. Seiring waktu, pandangan publik terhadap perang pun berubah dan dukungan kepada Ali kembali. Baca juga: Muhammad Ali Diabadikan Jadi Nama Jalan di Chechnya Akhirnya, pada 1970, Mahkamah Agung New York mengembalikan izin bertinjunya dan tahun berikutnya Mahkamah Agung AS membatalkan putusannya kepada Ali. Tak lama setelah mendapatkan kembali izin bertandingnya, Ali meraih kemenangan di pertandingan pertama setelah larangan selama 43 bulan. Dia mengalahkan Jerry Quarry pada 26 Oktober 1970 di ronde ketiga. Ali kembali berkesempatan meraih sabut gelar juara saat berhadapan dengan Joe Frazier pada 8 Maret 1971. Akan tetapi, dalam pertandingan yang dijuluki "Pertarungan Abad Ini" tersebut, Ali menelan kekalahan angka. Pada tahun 1974, Ali berkesempatan meraih kembali gelar juaranya berhadapan dengan George Foreman. Bertindak sebagai petinju yang tak diunggulkan dia berhasil meraih kemenangan KO pada ronde kedelapan. Ini menjadi kali kedua Ali meraih sabuk juara dunia kelas berat yang sempat dicabut tujuh tahun sebelumnya. Pada Februari 1978, Ali kehilangan sabuk juaranya setelah dikalahkan Leon Spinks setelah kalah angka dalam pertandingan 15 ronde. Namun dia membalas kekalahan sekaligus merebut gelar juaranya untuk kali ketiga, tujuh bulan berselang. Ali pun menjadi petinju pertama yang memenangkan sabuk gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali. Baca juga: Ini 5 Petinju yang Pernah Mengalahkan Muhammad Ali Pada tahun 1979, Ali mengumumkan pensiun namun sempat kembali naik ring setahun kemudian. Karena sudah cukup berumur, Ali gagal meraih kembali kesuksesannya dan kalah dalam dua pertarungan yang dihadapinya. Ali pun memutuskan benar-benar berhenti bertinju di usia 39 tahun pada 1981. Ali membukukan rekor bertanding 56 kemenangan dengan 37 menang KO dan lima kali kalah. Parkinson dan Akhir Kehidupan Pada tahun 1984, Ali didiagnosa menderita gejala Parkinson yang diduga terkait dengan trauma pada kepala yang dialaminya selama bertinju. Penyakit tersebut perlahan namun pasti membuat fungsi motorik sang juara menurun. Meski sudah tak lagi bertinju, Ali masih menjadi pusat perhatian dunia melalui berbagai kegiatan kemanusiaan yang dilakukannya, termasuk saat menjadi negosiator dalam pembebasan sandera Amerika oleh Irak pada 1990. Baca juga: 5 Fakta Unik Muhammad Ali Sepanjang hidupnya, Ali telah menikah sebanyak empat kali dan dikaruniai tujuh anak perempuan dan dua laki-laki. Pernikahan keempatnya dengan menikahi Yolanda pada 1986. Ali meninggal dunia di usia 74 tahun pada 3 Juni 2016. Upacara pemakamannya digelar dengan prosesi menempuh jarak 32 kilometer melintasi kota kelahirannya, Louisville. Prosesi pemakaman itu melewati rumah masa kecil Ali, sekolah, dan tempat latihan pertamanya. Upacara pemakaman Ali dihadiri oleh hampir 20.000 orang.
Muhammad Ali | |
---|---|
Muhammad Ali pada tahun 1967
| |
Statistik | |
Nama panggilan | The Great The Peoples Champ The Lips |
Dinilai pada | Kelas berat |
Tinggi | 6 ft 3 in (191 cm)[1] |
Mencapai | 78 in (198 cm) |
Lahir | 17 Januari 1942 Louisville, Kentucky, Amerika Serikat |
Meninggal | 3 Juni 2016 (umur 74) Phoenix, Arizona, Amerika Serikat[2]; sumber lain mengatakan di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat[3] |
Sikap | Islam |
Catatan tinju | |
Total perkelahian | 61 |
Menang | 56 |
Menang oleh KO | 37 |
Kalah | 5 |
Imbang | 0 |
Tanpa kontes | 0 |
Komentar
Posting Komentar